Minggu, 07 Januari 2018

Kilas Balik Tahun 2017 Bagi Embak Kantoran

Kilas Balik Tahun 2017 Bagi Embak Kantoran



Ngomongin hal-hal yang terjadi di 2017 nggak pernah bisa selesai dalam satu postingan. Semua ingin diceritakan. Inginnya semua orang tahu tentang apa yang sudah dilalui selama setahun. Tetapi terkadang bukankah ada hal-hal yang harus disimpan sendiri? Hanya diri sendiri dan Tuhan yang berhak tahu.

Tahun 2017 memang belum bisa mencapai semua target yang dipasang di awal tahun saat membuat resolusi. Bahkan ada beberapa yang harus diikhlaskan. Kalau pinjam istilah teman kantor, resolusi itu meluncur ke tahun depan. Perlu diamandemen atau dihapuskan. Hehehe. Formal banget yak istilahnya. 

Di dunia blogging, aku memang memilih mundur sementara waktu. Nggak aktif di berbagai event, posting blog jarang, nggak pernah blogwalking, skip semua jenis lomba. Benar-benar menarik diri. Jadi bisa dibilang pencapaian di dunia blogging tahun 2017 sangatlah rendah sekali. Jika ditanya alasannya, biarkan aku, Tuhan dan sahabat yang tahu mengapa. Terkadang memang perlu menarik diri sejenak. Memasang kacamata dan mengambil sudut pandang yang berbeda untuk mengambil langkah selanjutnya.


Aku mengawali 2017 dengan terjun di dunia voulenteering bernama Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP.) Awalnya hanya berniat membantu sedikit-sedikit saja tetapi ternyata malah terjebak sampai sekarang. Terjebak dikegiatan yang membuatku tak berhenti bersyukur. Bertemu orang-orang hebat yang tak pernah menunjukkan kehebatannya. Berjumpa dengan orang-orang yang tak pernah pelit ilmu dan membuka pintu selebar-lebarnya untuk belajar. Walau dalam proses belajar itu banyak sekali friksi-friksi di dalamnya. Yang kadang menghadirkan canda, tawa dan juga air mata.

KIJP Batch 6 Squad :*

Seorang teman sekaligus orang yang sudah kuanggap mentor selalu berujar jika mengerjakan kerjaan komunitas itu harus pakai hati. Jika capek istirahat. Take a rest for a while. Jangan memaksakan diri. Ketika sudah normal kembali, kerjakan lagi. Terkadang memang perlu tarik ulur bukan?

Ribuan syukur tentu tak akan cukup dihaturkan kepada Gusti Pemilik Semesta Alam. Berkat tangan-Nya sampai sekarang saya masih dipercaya membantu kerjaan KIJP. Bagi saya KIJP adalah sebuah rumah. Rumah yang selalu dikangenin. Rumah yang penghuninya selalu menebar semangat positif dan tak berhenti untuk belajar.
Kiddos :*




"Kamu sekarang dihadapkan pada persimpangan. Tetapi memiliki satu muara yang sama. Hanya saja jalannya berbeda. Jika mengambil kesempatan yang ditawarkan, kamu akan bertemu dan berkolaborasi dengan orang-orang positif. Walau mungkin dalam perjalanannya juga tidak mudah."

Nasehat ini tak mungkin saya lupakan begitu saja. Nasehat yang keluar saat saya ada dititik galau. Menerima tanggungjawab baru atau menolaknya. Alhamdulillah ternyata pilihan untuk menerima itu benar adanya. Banyak pelajaran yang bisa diambil ketika saya menerima tanggungjawab itu. Doakan saya terus semangat untuk belajar ya! Nggak malu bertanya jika tidak tahu. Selalu amanah mengerjakan tanggungjawabnya.

Dua kakak kesayangan akuh :*

Saya yakin Tuhan selalu tahu jalan terbaik untuk setiap umat-Nya. Ketika aku masih terbuai dalam kesenangan dengan teman-teman baru di KIJP, Tuhan menyayangiku dengan cara lain. Akhir Oktober sebuah nota dinas rotasi diberikan di sore hari yang sungguh syahdu. Sesyahdu mataku yang mengembun karena bingung harus bagaimana. Terlalu mendadak dan tanpa kabar berita apapun sebelumnya.

Dua minggu mengalami guncangan batin yang tak mudah. Pertanyaan mengapa dan mengapa berkeliaran tanpa bisa dikendalikan. Ada rasa tak terima karena harus pindah. Padahal cuma pindah sub bagian. Ada juga rasa berat hati meninggalkan kerjaan lama saat supervisor pensiun dan belum ada pengganti. Sedangkan load pekerjaan sedang banyak-banyaknya dan hanya dikerjakan berdua. Tapi di satu sisi amanah itu harus dilaksanakan. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Terseok-seok hati melangkah. Meniti pekerjaan baru yang aku tahu butuh kesabaran dan ketelitian tinggi.

Tuhan sungguh baik. Luar biasa baik. Rasa legowo datang begitu saja. Membunuh dengan sadis rasa tak terima dan berat hati meninggalkan kerjaan lama. Akhirnya aku bisa move on dan mengejar apa-apa yang harus dipelajari di kerjaan baru. Belajar dan berproses saat terjun langsung itu nggak mudah. Apalagi kerjaan ini sangat baru walau memang sudah familiar. Tetap saja ya baca kontrak, kuitansi, dan berkas satu stopmap itu butuh ketelitian. Apalagi pas akhir tahun jadi load kerjaan juga sangat tinggi.

Walau hampir tiap hari pulang tengah malam dan deramak kantor nggak ada habisnya, alhamdulillah masih diberi nikmat sehat. Bisa melalui tutup tahun 2017 dan berkas bersih. Hahaha. Gitu aja udah bahagia banget looh. Serius. Hari terakhir kerja udah bisa senyam-senyum sambil finishing kerjaan terakhir. Alhamdulillah.

Gimana soal traveling?

Bukittnggi

Tahun kemarin rada agak gila bisa ke Aceh 2x dalam setahun. Yah, walau yang satunya sih kondangan ya. Traveling paling lama dengan orang terdekat dan pada akhirnya aku dolan sendiri ke Padang. Rindu menikmati malam di Sumatera jadinya. Huhuhu. Tahun kemarin juga nggak menarget harus pergi ke mana. Karena fokusnya ndak dolan terus. Biasalah ya aku selalu terkendala urusan cuti dan kerjaan. Orang cuma dikit eeuyy. Jadi kalau mau cuti kudu diplanning jauh-jauh hari. 

Dari blogging, voulenteering, traveling dan kerjaan kantor, beralih ke urusan hati dan nikah. Penginnya 2017 kemarin nikah. Tetapi sekali lagi Tuhan masih belum ngijinin. Masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan bermanja-manja dengan emak bapak. Emang kalau udah nikah gak boleh manja-manja? Ya boleeeh siiikkk tapi kan yaaa udah beda kaliii yaa. Hehehe. Doakan yaa semoga tahun 2018 bisa menyegerakan dan menyempurnakan ibadah dengan menikah. Aamiin ^^

Banyak hal membahagiakan di tahun 2017. Salah satunya bisa bertemu dengan teman seirama untuk urusan mengaji. Ya, kembali belajar Al Qur'an dengan metode qiro'ati dengan guru yang luar biasa sabar dan baik. Alhamdulillah. Dari lubuk hati terdalam dan sering aku lantunkan dalam doa usai sholat, semoga masih penempatan di kantor ini sehingga bisa mengaji terus bareng-bareng. Aamiinkan yah. :)

Banyak orang yang bilang jika kejadian-kejadian di masa lalu sebaiknya hanya dijadikan sebagai pijakan. Tak perlu selalu menoleh ke belakang. Sesekali memang itu perlu untuk memperkuat pijakan. Tetapi sebaiknya terus melangkah dan menatap ke depan. 

Semoga tahun-tahun ke depan, terutama 2018 semakin menjadi manusia yang berkualitas baik di dunia dan diakhirat ya! Semangat!

Selamat berkarya juga untuk Mbak Mechta dan Mbak Nuzha di tahun 2018 ya! Sukses dan bahagia terus melingkupi kalian ^^



Salam,

@tarie_tarr

4 komentar:

  1. Semoga keinginan di tahun 2018 bisa terkabulkan ya. Menikah. Aamiin.

    BalasHapus
  2. Trims sdh menuliskan pengalaman di 2017, Taro.. Sangat menginspirasi.. Terus semangat ya.. Insya Allah smua akan indah pada waktunya..

    BalasHapus
  3. Semangat mbak Tari! Semoga target nikah tahun depan bisa tercapai... Aamiin :D

    BalasHapus
  4. Aamiin, mengaji itu harus, sebagai penenang hati dan syafaat kita kelak, wah aku pun merasakan kegalauan dan keresahan menghadapi semua proses pindahan, semangat, InsyaAlloh akan bisa kita lewati ya tar ☺

    BalasHapus