Sabtu, 02 Desember 2017

Bijak Berinternet dan Menggunakan Sosial Media

Bijak Berinternet dan Menggunakan Sosial Media


Beberapa waktu lalu kantor sempat heboh. Gosipnya ada yang dimutasi karena posting foto di media social saat liburan. Entah benar atau tidak, nyatanya saat yang berlibur pulang langsung dapat surat keputusan mutasi. Hanya selang sehari setelah masuk kerja. Beuh mantap ngerinya!

Sebenarnya percaya nggak percaya sama gossip itu sih. Banyak kemungkinan lain mengapa surat keputusan itu sampai dikeluarkan. Tetapi sebagai orang yang masih bergantung dengan media social, saya belajar banyak. Tidak semua hal harus diungkapkan. Tidak pula semua orang harus tahu apa yang sedang kita lakukan, sedang terjadi dan bagaimana perasaan saat ini. Terkadang memang ada hal-hal yang harus disimpan sendiri.

Jujur saya masih kesulitan untuk nggak membuang uneg-uneg di sosmed. Hiks. Terutama twitter. Dari sekian media social, twitterlah yang menjadi favorit saya. Dulu (dan sekarang masih) kalau kesal larinya ke twitter. Pokoknya suka banget ngoceh di sana. Abis itu lega sik tapi lama-lama nyesel juga. Nggak semua orang senang kan dengan cuitan itu? Nggak semua orang peduli dan paham gimana kondisi kita. Apakah sesuai dengan cuitan ataukah hanya drama sandiwara.

Kejadian demi kejadian yang terjadi belakangan ini semakin bikin saya worry buat mainan 
internet. Satu kali dituliskan, bisa dihapus tapi orang yang telah membaca pasti punya pemikiran lain terhadap kita. Apalagi jiika yang diungkapkan berhubungan dengan pekerjaan atau tempat kita bekerja. pernah terjadi juga hal demikian dan jadi bahan bullyan, eh ghibahan sampai sekarang dink. Biasanya orang yang nulis itu juga kena cap tersendiri dari mereka-mereka yang membaca. Nyesek kan?

Internet sehat?

  • Sebagai orang generasi zaman now yang memiliki media social, beberapa pekerjaan melalui jaringan internet, rasanya memang susah untuk meninggalkan. Sebagai embak kantoran yang tempat bekerjanya begitu disoroti kala lampu padam, apalagi saat musim hujan begini rasa-rasanya sudah ingin mengurangi  kegiatan nyampah di sosmed. Apalagi berkaca dari kejadian-kejadian dialami teman kantor diatas. Ngeriiiii dampaknya. Selain itu ada beberapa hal (atau resolusi ya?) yang masih sekuat tenaga saya lakoni ke depannya. 
  • Mempersempit lingkaran orang kantor di media social. Tujuannya sih ini nggak saling kepo.Hahaha. Soalnya sering kejadian kalau missal lagi ke mana atau posting foto apa dikomen “kok enak ya kerjaannya Cuma jalan-jalan terus atau bisa cuti blab la bla”. Kan malesin ya. Lagian kami masih bisa berinteraksi saat meeting atau by email. Wkwkwkwk.
  • Menahan jempol untuk nyampah di sosmed, terutama twitter. Ini tantangan besar banget buat saya. Secara kalau lagi kesel tuh buka sosmed penginnya nyampah berjilid-jilid. Hiks. Sekarang mau merubah pola, kalau kesel mending imbasnya ke makanan aja deh. Hahaha.
  • Enggak share berita yang belum pasti jluntrungannya. Yeah, sekarang kan zaman apa-apa dishare ya. Belum tentu berita itu benar apa enggak. Saya malas banget begituan. Terkadang suka baca sih tapi belum tentu ikut-ikutan share. Nggak banget.
  • Status di ig story, whatsapp, dll. Sekarang lagi hits tuh ig story. Saya dulu blas babar blas nggak tertarik. Bahkan sudah meniatkan diri nggak bakal ikut-ikutan kekinian dengan mainan ig story. Tapi apadaya saat pegang akun komunitas malah harus belajar dan berkenalan dengan ig story mulai live sampai Cuma story doank. Hahahha. Sejak saat itu malah kecanduan bokkk! Emang sih ig story tuh ilang dalam 24 jam tapi kan tetap yaa kita nggak tahu penilaian orang lain. Jadi sekarang berusaha banget ngurangin mainan ig story. Satu hal yang patut disyukuri adalah saya nggak doyan bikin status di whatsapp dan facebook. Ini dampaknya lebih ngeri. Secara kontak whatsapp saya hampir 80% urusan dengan orang kantor. Kan kalau nyampah di sana malah ngeriii.
  • Membatasi penggunaan internet. Mungkin ini resolusi 2018. Saya ingin membatasi ketergantungan saya terhadap internet. Setidaknya di jam-jam untuk beribadah dan istirahat. Yah walau memang kerjaan kadang suka nggak tahu waktu. Kapan pun bisa diminta data ini itu. Kalau sekarang sih baru sebatas bakda maghrib sampai isya nggak pegang handhpone dan tidur dalam kondisi internet off. Walau kadang faktanya suka ketiduran sambil buka laptop. Huhuhu.
  • Lebih banyak bergaul di dunia nyata. Saya tertohok banget saat seorang teman berujar jika urusan dunia nyata lebih indah daripada dunia maya. Rasanya digampar kanan kiri bolak balik. Mungkin saya pernah mengalami masa di mana maya adalah segalanya tapi perkataan teman saya itu benar adanya. Maya tetaplah maya. Nyata tetaplah nyata. Kehidupan nyatalah yang membuat saya tetap waras. Walau maya juga kadang bikin waras sik.



Walau tidak sepenuhnya akan mengurangi kegiatan berinternet di 2018, setidaknya di 2017 akhir ini mau focus dulu urusan dunia nyata. Menggunakan internet dengan bijak. Terutama untuk urusan nyampah di sosmed. Posting foto instagram mah tetap jalan ya. Semoga nyampahnya di sosmed juga untuk urusan baik-baik. Share hal-hal juga untuk kebaikan. Aamiin.

Mbak Dewi Rieka dan Mbak Prananingrum ada resolusi apakah dalam menggunakan internet untuk 2018 nanti? ^^

1 komentar:

  1. mksh mbak taro.....iya bener mbak membatasi untuk tidak nyampah di sosmed

    BalasHapus