Sabtu, 28 Oktober 2017

Ketinggalan Pesawat Pertama dan (Semoga) Terakhir Kali

Ketinggalan Pesawat Pertama dan (Semoga) Terakhir Kali


Cerita soal ketinggalan pesawat ini sudah lama banget. Empat tahun lalu alias tahun 2013. Pertama kalinya embak jalan bareng Mbak Dedew ke luar pulau. Berdua doank tanpa Alde dan Nai. Lombok menjadi tujuan kami. Sebuah pulau yang menawarkan keeksotisan bawah laut serta adat dan budayanya masih cukup kental. Jangan ditanya betapa excitednya kami. Sederet rencana telah dipersiapkan sebaik mungkin. Termasuk main ke rumah sobat, Cece Dian Kristiani. Di sinilah awal mula drama ketinggalan pesawat dimulai.

Owh ya, pada saat itu kami nggak cuma jalan berdua doank. Kami ramean bareng Muslimah Backpacker. Dulunya komunitas ini sering jalan bareng tapi khusus cewek-cewek gitu. Seru banget deh. Kegiatannya nggak cuma jalan-jalan doank tapi ada acara sosial juga. Sewaktu di Lombok kami mengadakan kegiatan sumbang buku untuk anak-anak di Gili Sudak.


Drama ketinggalan pesawat berawal saat kami tiba di Surabaya dan mampir ke rumah salah satu sobat, Cece Dian di Sidoarjo. Dalam benak kami jarak rumah Cece dengan bandara dekat, jadi kami masih bisa ngobrol dan istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Di rumah Cece kami masih bisa ngobrol ngalor ngidul, makan bakso, bahkan tidur siang! Namanya abis naik kereta ekonomi, lanjut makan siang, lihat kasur di rumah Cece kok sayang untuk dilewatkan. Alhasil embak dan Mbak Dedew tergoda untuk bobok siang. Padahal dua teman kami yang lain, Mbak Ninik dan Ikha telah melenggang ke bandara usia makan siang. Sedangkan kami, dengan rasa percaya diri tingkat internasional bahwa jarak bandara itu dekat memilih melanjutkan merem beberapa jam di rumah Cece. Pinter!

Satu hal yang kami lupa bahwa Surabaya itu kan kota gedhe dan pasti macet. Sedekat-dekatnya jarak rumah Cece ke bandara pasti kejebak macet juga. Beneran donk, kami berangkat dan macetnya ampun. Mana udah mepet pulak. Zaman dulu belum kenal web check in. Selama perjalanan kami udah deg-degan warbiyasak. Secara yaaa taksi yang membawa kami ke bandara itu jalannya juga pelan. Eeeehh gimana nggak pelan ya, lha wong macet. Wkwkwkwk.

Perjuangan sampai bandara harus berakhir dengan pilu saat tiba di counter check in kami ditolak. Hiks! Pilu sungguh pilu rasanya. Mana uang saku mepet pulak. Berkali-kali membujuk penjaga counternya tetap saja tak diperbolehkan. Kami diarahkan untuk kembali mencari tiket penerbangan selanjutnya. Uwoooohhh!

"Gimana nih mau lanjut apa balik aja, Makdew?" tanya embak pasrah.

"Kalau pulang kok eman udah bayar uang tripnya, Taro. Lanjut aja yuk. Gosek-gosek tabungan wis," jawab Mbak Dew nggak kalah pasrah.

"Yasudah deh ya kita lanjutkan perjalanan ini. Berhubung beli tiket lagi, nanti pulang nggak usah beli oleh-oleh ya."

"Iyaa, gitu aja gapapa. Yang penting kita sampai ke Lombok, Taro. Udah nabung dan niatin jauh-jauh hari juga."

"Okeh siap. Yuk kita cari tiket lagi."

Setelah menggosek ATM, akhirnya dua buah tiket ada di tangan kami. Alhamdulillah. Walau abis itu rasanya nyesek karena kami harus siap menahan mata dan hati untuk nggak belanja. Sudah tahu sendiri kan kalau Lombok itu surganya kain-kain cantik dan aneka perhiasan. Huhuhu yaaah walau nggak beli yang asli, tapi kan boleh juga donk punya yang KW. Naaah secara harga KW juga mayan, Bok! Sayang juga sih ya sebenarnya, jauh-jauh ke Lombok belinya KW. Wkwkwkwk.

Tak apalah kami tak belanja, yang penting kaki ini telah menginjak Lombok. Pulau cantik yang menjadi incaran setiap orang. Bisa merasakan atmosfer keramahan penduduk serta kentalnya budaya juga makanan khas yang menggoyang lidah. Lombok, sekarang aku rindu!

Berkaca dari pengalaman tersebut, embak sekarang sudah jauh lebih baik untuk urusan bepergian dengan pesawat. Biasanya embak web check in dulu, atau kalau enggak pasti datang jauh lebih awal. Minimal sih masih sejam sebelum counter ditutup. Ada beberapa hal yang ingin embak sampaikan deh buat manteman, siapa tahu bermanfaat untuk urusan beginian.

1. Web check in terlebih dahulu. Sekarang udah zaman now, jadi lebih baik web check in dulu.

2. Datang lebih awal. Walau udah web check in memang lebih baik datang nggak mepet sih. Kadang waktu nuker tiket juga antrean panjang eeuyy. Apalagi kalau bawa bagasi, sangat disarankan datang awal. Kalau datang awal, bisa ngopi-ngopi atau bobok di kursi tunggu sambil nunggu pesawat. 

3. Baca petunjuk dan peraturan di tiket. Orang sekarang sih kadang suka gampangin, malas baca petunjuk dan peraturan yang ada di tiket. Ntar kalau udah kena masalah baru kebingungan. Jadi baiknya baca dulu yah petunjuknya :)

Ada yang ingin menambahkan biar kejadian ketinggalan pesawat dan pilu kudu beli tiket lagi tak terulang? ^^

Mbak Marita dan Mbak Dini pernah ngalamin ketinggalan pesawat kek Embak nggak ya? Atau kalau nggak pesawat, mungkin transportasi lain ^^






1 komentar:

  1. uwooooo, bneran nyesek, yah... Moga2 nggak kejadian juga ama aku. Aku kalau mau terbang biasanya datang berjam2 sebelumnya di bandara. Biar nggak hektik.

    Oh ya, ada juga cerita orang ketinggalan pesawat. Waktu itu kami transit di Istanbul. Trus di depan kami ada seorang Bapak ama anak lelaki. Mereka berdua udah ngejogrok lama di ruang tunggu boarding. Asik2 main hape ama tab. Eh tiba2 panik trus bingung, nggak nyadar kalau pesawat yang ditunggu udah terbang. Yaelah... udah ngejogrok di ruang boarding juga masih ketinggalan pesawat gegara gadget..

    BalasHapus